Kebisingan Hati

Standar

Takkan ada cerita dalam sebuah hati yang bising. Takkan ada klasika dalam racikan ketika hati ingin.
Beranjak dan berjalan kedepan.
Berlaripun tak ada tujuan. Membuat manis sisa yang pahit. Apanya yang salah? Jika semuapun berlari. Mengejar mimpi. Bahkan rela mati. Demi kepuasan hati. Tetap berdiri. Membakar hari. Kelak tak lagi yang kita cari. Kecuali mereka yang selalu mencaci maki. Karna rasa iri yang dikebiri. Walau Dunia tak lagi menebar janji.

Wer Sie sind, zeigen noch die Richtung des Windes

Standar

Wer sind Sie? Männer, die Sie lieben zu viel Liebe. in der Erwägung, nur ein wenig Liebe, die ich hatte. dann mit ein wenig Liebe auch, konnte ich lernen, dich zu lieben. so dass diese Liebe wird nicht bis zu viel. so dass diese Liebe niemals enden wird. denn ich werde immer Lernen. Learning to love you. Bis zum Tod! meine Liebe.

Belum ada judul

Standar

Dia bertanya pada bulan, matahari, bintang, malam, siang, tumbuhan, penduduk bumi dan pada semua binatang yang bertutur.
rentetan dedaunan yang dililit oleh tumbuhan belukar tak mampu melepas jeratannya. Ini akan terasa sangat lama baginya untuk berkebun kasih.
Apa itu kasih? Ah, semua hanya omong kosong. Sudah terlalu sering aku membaca atau mendengar tentang kasih. Semua hanya sebatas mulut dan pendengaran saja. Aku tahu, cinta yang hakiki hanya kepada yang Maha Kuasa. Namun, bukankah karna kekuasaannya yang menanamkan rasa cinta di setiap jiwa makhluknya. Semua hanya tinggal bagaimana makhluk itu menggunakan cintanya.
Menarik nafas panjang melepas hujan menyambut kemarau. Mungkin belum musim yang tepat untuk menanam benih cinta. Namun, selalu ku coba.
Aku bukan pemimpi atau lelaki yang suka berharap. Bukan! Itu sungguh bukan diriku. Tapi, kali ini kehadiranmu justru mengkhawatirkanku. Aku mulai bersikukuh menggemburkan tanah putih ini dan menanam huruf demi huruf hanya karena kamu. Ku pelajari tentang tanaman-tanaman yang sempurna dari petani-petangi huruf sesuai dengan bidangnya. Wah, semakin luas saja ladang ini.
Harus ku akui, kali ini aku menyalahi. Menyalahi apa yang sudah aku yakini dalam hal pemimpi. Aku mulai berharap.
Semoga, tumbuh-tumbuhan yang aku tanam berbuah cinta yang manis rasanya. Tanaman yang ku tanam berdaun hijau segar suasananya. Ketikaku tersesat di kebunku sendiri. Berikan mata angin yang menuntunku ke dalam perhatianmu. []

Mtp, 22 Desember 2010

Don’t Read (Jangan di Baca)

Standar

memang tidak selalu hujan dan tidak selalu malam yang melahirkan berabgai macam rasa dan karsa. ada yang bergejolak. ada yang bergelombang. dan tidak layang seperti daun embun kopi teh dingin malam air telapak tangan jemari hidung tenggorokan sampah comberan kucing mata ikan tumvuhan rerumputan bahkan air liur yang di campur dengan garam. angin berhembus kencang. kadang perawan, kadang melawan. serbuk caci-maki sudah tak bisa lagi berkembang seperti reruntuhan malam di kala biru mata. memang tak selalu berharga. terlalu kotor, sepeti angggur, ulat, kambung, gigi, liur, bahkan jigong.atau kacang yang berselai air hingus bercampur darah. sangat biasa, terlalu biasa menurutku, jikalau tanah yang sedari tadi kau jilat di dalam selangkangan pahaku menjadi nanah yang menguap. bahkan tidak sedikit selalu bercucuran dan mendesir di kerongkongan telingamu. tidak ada. dia marah. kesal. atau apa sajalah yang membuat dia bangga bahkan sombong angkuh dan luypa diri bahwa dirinya hamba. mendahului kehendak Tuhan adalah jalan satu-satunya agar di perhatikan para manusia yang busuk di keramaian. Bangsat! sungguh nikmat Coklat yang berhias dedaunan ganja dan bernuansa Vanila. Dengan seteguk Juice Alpukat dan kikisan renyah melon bercampur hangatnya lembut tangan seorang gadis berparas cantik berkulit putih dan menebarkan senyuman berbau harum. warna itu kuning. tiba dikala lambung yang melilit di dalam ruangan segi empat bernuansa air. licin, pekat, Harum, dan menjilat muntah dari closed manusia busuk yang menjadi para ulat-ulat bersemayam dalam aroma anjing yang Goblok!, Babi, kacang, anjing, pisang, burung, Sirsak, Madu, Telor. BUsuk. Busuk. Busuk. Menyengat hidung membawa keranda mayat menuju persinggahan para malaikat yang bergigi geram layaknya kelelawar. Busuk. Busuk. BUsuk. hitam terlalu terang di malam ini. siang memercik kibasan pintu neraka yang terlupa akan penyangganya. hilang, malam, sampah, busuk, bajungan, Bangsat! Pemuda berasalaskan Undang-Undang berkeuangan yang maha esa. keadilan bagi seluruh rakyat jelata. Anjing. Bangsat. babi! BUsuk. Sampah. wangi Semerbak yang membawa Air mengalir ke taman bunga mawar, melati, anggrek, Lavender, dan… bau tubuh yang sudah lama mati. seharum coklat di dalam tembuni. darah, luka, darah. luka. darah. darah. darah, Busuk. pekat cair. berasap. menghirup segala kehidupan dengan cacian cemoohan orang yang tak pernah sadar tentang arti kehidupan. hanya sampah. Busuk. Busuk. Busuk. bahkan Rusak seperti Kapal Pesiar yang berhias Berbagai warna Tinja Manusia. Bakso. dengan daging lintah bercampur tetlinga gajah yang sudah di iris tipis sedarah keripik kulit manusia Busuk. Busuk. Sampah.  Cair. mendelisir di telinga layaknya JUice Alpukat yang tengah pahit di kala manis muka sang penikmat gairah Senja di kala Uban tak lagi ungu melainkan Abu-Abu yang tak pernah bersatu dengan merah muda. Saos tomat bercampur darah menjadi hidangan Sarapan tengah malam dengan penuh keceriaan dan kesengan di waktu Terlelap kala manusia mebusuk. bagai sampah. Busuk. Busuk. BUsuk. sampah! Bangsat!

Manusia Manusia Kertas

Standar

Bulu-bulu mata berselimut janji

tergores di pelapis kaca

Berusaha bertelanjang dalam malam meneguk cahaya

terkadang hitam di atas putih menjadi pembunuh waktu

 

yang merah matanya

 

jangan.. walau sejenak

selalu, susunan jeruji bersayap meniti pori-pori yang berlapis kaca

tak ada belakang yang membuat tertawa

malaikat bersayap

menjelma Putih,

menjelma Dara

menjelma Merpati

menjelma titik-titik,

menjelma titianroh

menjelma harum

menjelma hilang

 

yang mengkerut tergores

dan selalu menggores

 

molukel hati Mengindah nafas

Masih, perkara hitam di atas putih

para manusia menyetubuhi rongga

di atas kertas meniti jemari

demikian menginjak tanpa disadari

Semua Manusia Adalah Pelukis

Standar

Tahukah kawan?
Bahwa semua kalangan dan lapisan di Dunia ini adalah Pelukis! Seperti halnya Melukis dengan Pensil.
Pejabat yang melukis Daerahnya dengan kekuasaan
Pengemis yang melukis dengan Rasa kasihan
Sastrawan yang melukis dengan Kiasan
Penulis yang melukis dengan Kata-kata
Santri yang melukis dengan Dhabitan
Ulama yang melukis dengan Amalan
Guru yang melukis dengan Didikan
Musisi yang melukis dengan Nada
Sutradara yang melukis dengan Akting
Artistik yang menulis dengan Tata Panggung
Model yang melukis dengan gekstur tubuh
Sales yang melukis dengan kesopanan
Perempuan yang melukis dengan kecantikan

Tangisan yang melukis dengan air mata
Laki-laki yang melukis dengan ketangguhan
Sufi yang melukis dengan Kecintaan
dan Fotografer yang melukis dengan Cahaya Silahkan kawan mencari kiasan lainnya yang berkemungkinan

Renungan Gila Kawan 4

Standar

Sesuatu yang menenangkan
ketika kawan mendengarkan
memperhatikan
usaha sang guru untuk memahamkan
rela bersusah berlelah bertahan
waktu tenaga dikerahkan
tapi apa yang didapatkan
para murid yang sudah tidak lagi memperhatikan
perasaan jenuh menyelimutkan

ah, tak pernah habis kawan
perasaan sombong selalu ada disetiap insan
itu lah yang paling sulit dihilangkan
kawan tak kan pernah berhenti untuk permintaan
namun kawan tak pernah berusaha untuk mendapatkan

ah, sudahlah kawan
kadang aku bosan
kadang menyenangkan
susah-senang selalu berputar kawan
jangan selalu tertawakan
karna kadang dunia penuh tangisan
halaman-halaman
pastikan terlewatkan
hanya waktu yang kan menjawabkan

Renungan Gila Kawan 3

Standar

Lihat ke seberang
Muka banyak beban
otak banyak pikiran
pakaian asal-asalan
kelakuan tidak pengalaman

seperti gelandangan
bahkan mendekati preman
sungguh kasihan
mungkin sudah terlampau jauh dgn Tuhan
kembali pulang kawan
karna yang Maha Rahman
maha penyayang

Ah, itu hanya batu sandungan kawan…
Ikuti saja arus sungai mengalir…
Akan terasa nikmat ketika “nyebur”
di akhir air terjun
Namun jika kawan melawan arus
memang akan basah..
Namun Remuk akan terasa ketika sampai bawah…

Jika Kalian

Standar

Para Perempuanku,
jika kalian menerima pujian dariku
maka jangan pernah ditelan
jika kalian telan rayuanku
jangan pernah kau simpan
jika kalian merasakan sayangku
itu hanya jiwa petualang

jika kemarahan kulontarkan
maka jangan cepat kalian beri tanggapan
karna itu suatu kesalahan
jika kalian mencoba menarik perhatian
maaf,
aku bukan orang yang mudah tertarik
teruslah berusaha mencari perhatianku para perempuanku
karna suatu saat aku akan jatuh tersandung batu pekarangan

Renungan Gila Kawan II

Standar

Ketika membuka mata di pagi hari
sadarkah kawan lupa apa yang dsyukuri
matahari terbit dari timur
udara yang menyehatkan
hari yang cerah memberikan semangat kawan untuk berkehidupan
sarapan
menuntut ilmu
namun salah jika kawan ketika bangun sudah mencemooh kawan
kawan tidak sadar kalau yang dilakukan tidak selalu benar
prasangka buruk masih menyelimut dihati
rasa sombong masih berdiri
tak ada harga seseorang dimata kawan
seakan-seakan apa yang dilakukan gelandangan selalu salah
jangan menilai buku hanya dari covernya kawan
tapi liat isinya yang menawan
tahukah kawan kalau iman seseorang miskin lebih kuat dari seorang jutawan
orang-orang yang dipergunjingkan lebih dekat dengan Tuhan
kawan menuntut ilmu namun tak bisa menjaga hati untuk mencemooh orang
itu takkan menjadi hasil kawan
ingat Tuhan tidak cukup kalau perintahNya tidak kau jalankan
memang banyak yang sudah kalian lalui
tapi jangan lengah
masih banyak yang harus kawan lalui
hidup jangan berhenti disini
tapi bagaimana agar kita memahami
skenario hidup yang penuh tumpukan jerami
jangan kira kawan berselimut emas murni
ingat kawan sudah berapa banyak terima kasihmu kepada Tuhan
pernahkan kawan terima kasih terhadap kehidupan yang diberikan
tiap nafas yang kawan hembuskan
tiap mata yang kalian kedipkan
tiap rambut yang berjatuhan
tiap hidung yang mencium bau-bauan
tiap mulut yang mampu merasakan
tiap kulit yang peka terhadap rangsangan
tiap otak yang selalu berpikiran
tiap tangan yang selalu melambaikan
tiap jari yang selalu merengang
tiap kaki yang selalu melangkahkan
semua yang ada di jasad kawan
itu karna ruh dari sang pencipta kawan
kurang rasa syukur lebih tepatnya kawan
jika kawan mengakui sebagai orang yang bersyukur
aku heran
rasa keakuan kawan hanya kesombongan
pernahkah kawan berterima kasih kepada rentetan tulisan didalam kitab ilmu pengetahuan
pernahkah kawan berterima kasi kepada cermin yang memberitahu rupa kawan
bagaimana iya diciptakan
nampang didinding tanpa perhatian
tanpa dibersihkan
pernahkah kawan berterima kasih kepada jam tangan
yang selalu menemani kawan di perjalanan
yang jikalau tanpanya kawan
waktu kalian berhamburan
semua rencana tak akan terlaksanakan
pernahkah kalian berterima kasih kepada tanggalan
yang setia setiap hari majang tanpa lelah tanpa perhatian
senyumlah kawan ketika membaca tulisan
karna hal ini tidak luput dari semua insan
kadang kita menyadari namun tak terperhatikan
kadang kita lupa namun tak dikembalikan kepada Tuhan
dunia hanya titipan
jangan pernah kau ambil pusing masalah keduniaan
jalani saja kehidupan
biarkan air sungai mengalir menuju lautan
biarkan hidup berperan sesuai skenario Tuhan